Indonesia menjadi sorotan dunia. Jika kamu membuka media sosial saat ini, garis waktu sudah dibanjiri dengan fenomena guyonan "Om telolet om", sebagian ada yang berbisik ih apaan sih, namun sebagian lagi akan teriak gegirangan.
Tak ada yang lepas dari jeratan "Om telolet om" , bahkan Donald Trump Presiden terpilih Amerika Serikat juga tak lepas dari teriakkan orang - orang yang memintanya membunyikan klakson.
Asal - usul fenomena "Om Telolet om" berawal dari aksi bocah - bocah di Jawa Timur dalam memburu bunyi klakson bus yang terdengar 'telolet' dan merekamnya di telepon seluler. Kegiatan anak - anak tersebut murni mencari kepuasan batin, apalagi mendapatkan suara klakson unik yang sudah dimodifikasi. Dalam memburu 'telolet', mereka bergerombol dan rela menunggu lama, ketika bus tiba, bocah - bocah tersebut akan mengacungkan jempol dan berteriak "Pak telolet Pak", ada juga yang teriak "Om telolet Om", sebagian lainnya ada juga yang menulis "Om telolet Om" di kertas besar agar dibaca supir bus. Setelah mendapatkan hasil buruan mereka, mereka lalu mengunggahnya di media sosial mulai dari facebook hingga youtube.
Aksi paara bocah tersebut kemudian merambat ke Jawa Tengah, Yogyakarta , bahkan hingga Jakarta. Saking menariknya tak jarang orang dewasa juga ikut memburu suara klakson telolet, bahkan sampai membuat komunitas pemburu telolet.
menurut beberapa sumber, fenomena ini sudah terjadi sekitar lima sampai enam tahun yang lalu.
Teriakkan "Om telolet om mendadak populer pada hari Selasa (20/12/16) malam setelah DJ terkenal mencuitkannya.
Siapa yang Bertanggung jawab atas semua ini? Zainal Arifin dari Bismania Community mengatakan bahwa bunyi klakson bus telolet sudah mulai terdengar satu dekade yang lalu.Klakson itu tidak spesifik dimiliki bus tertentu, melainkan hasil modifikasi yang dilakukan pereusahaan otobus (PO).
"Awalnya tiga corong, kemudian ada empat corong (lubang suara angin), bahkan ada yang enam lubang yang kemudian bunyinya dimodifikasi sesuai kratifitas", katanya. "Konsepnya seperti nada dering ponsel monophonic, lagu ondel - ondel atau lagu 'jablay' milik titi kamal".
"Tapi awalnya klakson ini malah derespon negatif karena suaranya yang dinilai tidak terlalu keras. Sampai - sampai pihah po meminta sopir - sopir mereka tidak menyembunyikan itu di tempat - tempat tertentu, karena masyarakat tidak terima dengan bunyi itu", cerita Syukron, manager komersil PO. Efisiensi.
Mulai disukai tiga, empat tahun terakhir, karena banyak Po yang juga menggunakan, di daerah tertentu malah orang - orang meminta klaksonnya dibunyikan.
Jadi, sudah tertarik ikut tantangan telolet???
0 komentar:
Post a Comment